Wrong Way

Turn back if u not sure !


Gw gak tau harus cerita hal ini kepada siapa lagi, Dan tulisan ini saya tulis tanpa maksud menyinggung siapapun dan apapun. Gw ama Istri juga udah gak sanggup lagi menahan rasa amarah dan sakit yang kita rasain baru-baru ini. Sekali lagi, tulisan ini saya tulis tanpa menyinggung dan menuduh siapapun.

Percaya kepada Dukun. ya percaya gak percaya sih, tapi pas ketauan kita berdua kena musibah mungkin bertanya pada mbah dukun adalah alternatif lain selain bertanya pada google, loh ! (LOL). Awalnya kita mencoba untuk memakai akal sehat dan naluri dalam melangkah dan mengambil keputusan. Saya sendiri gak begitu tau persis kondisi kamar aku sehari-hari, karena aku setiap harinya berada dikantor. si-Say lah tau kondisi dan siapa-siapa aja yang berada didekatnya.


Cerinya begini, Siang itu selepas kita berbenah kamar dan ngerapi-rapiin kamar, mendadak istri aku kaget bukan kepalang. Barang kesayangan satu-satunya raip hilang tanpa bekas di curi maling. si-say langsung sontak kaget dan panik, berkali-kali di ubek-ubeknya laci tempat menyimpan barang kesayangannya itu berada berkali-kali. Tapi hasilnya nihil, kalung emas 24 karat seberat 10 gram kesayangannya yg aku beliin dari uang sisa kerja aku yg aku tabung hilang begitu saja.

Oang pertama yang dicurigai si-say langsung aku datangin dan minta konfirmasinya. Dengan sangat hati-hati dalam berbicara dan nggak ingin membuatnya tersinggung, aku langsung ja ngomong dan aku ceritain peristiwanya. Tapi orang tersebut tidak tau apa-apa. Lagi-lagi hasinya nihil. Karena tidak ada bukti, aku ma si-say tidak berani bertidak lebih jauh lagi untuk mempertanyakan apakah dia mengamilnya ato bukan.

si-say kembali panik, sepanjang perjalanan pulang ke-kosan si-say nggak henti-hentinya menangis, perhiasan yg disimpannya untuk tabungan klo sewaktu si-say jatuh sakit ato terkena musibah hilang tak bersisa. Sungguh, aku nggak kusa untuk melihat dia menangis seperti itu. Aku gak kuat. Selama bertahun-tahun aku mengenal si-say, baru kali ini dia menanggis sekeras ini dan sesedih ini. Mukanya pucat dan air matanya terus mengalir. Aku nggak tau harus berbuat apa, aku pikir dengan membiarkan dia terus menangis mungkin akan membuatnya lega. Tapi aku nggak hanya diam saja. Aku terus mencoba membesarkan hatinya. Aku usap setiap tetes air matanya, aku pegang dan aku peluk dia supaya bisa tetep berpikiran jernih.

Nggak lama kemudian, orang yg tadi aku datangin kekosannya yg masih aku kira merakalah tersangkanya datang ke kosan kami. Meraka adalah pasangan suami-istri juga, meraka datang dan menyampaikan klo meraka jg ikut bersedih atas musibah yg menimpa aku ma si-say. Yang bikin aku ma si-say terkejut adalah klo merka berani sumpah demi Allah bahwa mereka nggak melakukan perbuatan kotor itu. Mereka datang untuik bersilatuh-rahmi ama aku dan si-say. Setelah itu, karena si-say nangisnya jg nggak berhenti-henti, maka aku suruh mereka pulang aja, biarkan aku dan si-say sendiri.

Si-say yang tengkurap dipangkuanku langsung berdiri dan agak tenang. Seolah mendapat bisikan dan medapatkan sebuah titik terang yang baru.

Yak, tersangka baru ditemukan. Tersangka ini yang membuat aku agak kaget dan kecewa. Aku bener-bener kecewa. Mendengar cerita dari si-Say yang beberapa menit yang lalu dia sempet terdiam dan seolah-olah sedang ada dalam dimensi flash-back, aku agak sedikit percaya.

Cerita ini kembali mundur berberapa hari yang lalu.tepatnya tanggal 21 hari Rabu. Siang itu si-Say ma temennya asik nge-rujak di kosan kami. si-say bercerita klo siang itu sempet menginggalkan kamar dalam kondisi terbuka dan membebaskan tersangka itu untuk meng-hack kamar kami. Si-say meninggalkan kamarnya dalam berberapa menit untuk membeli buah sebagai pelengkap rujakkannya. Tapi karena filling si-say kuat, si-say pun langsung bergegas pulang. Sesampai di kosan, temennya tadi bertanya, kok beli buahnya cepet. Dan si-say menjawab, hiza aku belinya lari dan belinya diwarung yg nggak jauh dari kosan.

Dari situlah aku mengganggap klo dia ini berpeluang untuk menjadi tersangka. Mengapa dia ?? Dia yang selama ini aku ma si-say anggap sebagai kakak sendiri, dah aku percaya seutuhnya. Mulai dari apa yg kami punya, apa yang kami rasakan, apa yang si-say perdebatkan ma aku dia tau persis. Bahkan klo emang bener-bener dialah pelakunya, akupun masih agak percaya dan nggak percaya.

Terlepas dari itu semua, aku tetap nggak akan ngebiarkan kebahagiann si-say direnggut ma orang laen. Aku nggak akan membuat masalah ini menjadi trauma buat si-say.

Melihat kejadin itu semua, aku ma si-say langsung kontak mertua aku. mengabari kabar pahit ini, serta meminta tolong untuk dapat menerawang masalah ini lewat jalur lain. Dan setelah di terawang berkali-kali, hasilnya emang mengarah pada orang yang sama. Tapi karena terbentur jarak yang sangat jauh (jakarta-semarang) Niatan aku untuk membuat dia diare selama sebulan penuh tak terwujudkan. Bahkan si-say akan mengamuk klo aku melakukan niat itu :)) hehehe... piece
http://ubadbmarko.files.wordpress.com/2008/07/santet.jpg

Next, Allhamdulillah sampe sekarang si-say dan aku agak legowo. Pastinya masalah ini akan aku pertanyakan langsung ma dia. Nggak sekarang, tapi nanti. Dari hari minggu dan senen kemaren, aku dah survey tempat kos baru. Rencananya bulan depan aku dah menempati tempat baru demi menghidarkan trauma yg dialami ma si-say sekarang ini.

Yang aku sesalkan, mengapa orang yang selama ini aku percaya malah menikam dari belakang. Disaat aku ma si-say nggak memiliki apa-apa untuk dijual, disaat apa yang udah kami punya udah kami pinjamkan ke dia. Kami pinjamkan dengan ikhlas walau kadang kami merasa kurang. walau aku dan si-say terpaksa meminta bantuan ma yang laen karena apa yg udah kami punya dah dia pake.

Jujur aja, aku ma si-say masih juga nggak percaya ma kejadian ini. Tanpa menaruh dendam dan tanpa menuduh siapa pun, karena orang-orang yang aku sebut tadi diatas lah yang dalam beberapa minggu ini ada disekitar dan deket ma si-say dan aku.

Sekali lagi, tulisan ini aku tulis sebagai curhatan atas apa yang aku dan si-say alami dalam beberapa hari ini. Kejadian demi kejadian yang menimpa dalam beberapa hari ini akan membuat aku ma si-say berbesar hati dan lebih dewasa. Semua ini semata-mata demi segumpal darah yang kini tengah tumbuh didalam rahim si-say. Aku ma si-say yakin, klo ini adalah awal cobaan buat kami berdua.

Kepada tersangka, saya ma si-say cuma mo mengucapkan Selamat aja buat kamu. Selamat karena kamu menemukan koban yang bisa legowo.

8 komentar

  1. Anonymous  

    menurutku pilihan yg kamu ambil dengan pindah kost tepat dey

    semangat ya dey...

  2. Anonymous  

    kok kejadiannya mirip ma perhiasan ibu aku yg ilang ya dey. jd kepikiran lg nih

  3. Anonymous  

    om udey liat sisi baiknya...

    mulai skarang om udey dan istri kan jadi lebih waspada kan???

    hmm semarang-jakarta ya?

    pasti munep ni *mlirik curiga*

  4. Anonymous  

    Aku jg pernah kehilangan, bahkan bukan uang ku sendiri. Ini ujian Dey, tetapkah kita pada jalanNYA atau jalan setan.

  5. Anonymous  

    Tengkyu semua... kita berdua akan lebih waspada lagi... hilangnya sih nggak seberapa, tapi gelonya itu loh...

  6. Anonymous  

    sing tabah yo dey.....
    emang biasanya itu pahit..
    tapi biar yang diatas yang akan menggantinya....

  7. Leafs of Bening  

    Sy turut prihatin ya atas musibah yg km alami, pastiada hikmah di balik ini semua, semakin berat cobaan yag kita alami, pasti hikmahnya semakin besar pula. krn sesudah kesulitan pasti akan ada kemudahan.. Klo masalah perdukunan, hmmm saya No Comment aja deh....

  8. lawabiroe  

    yg sabar ya dey...

    pasti yg di atas bakalan ngasih ganti yg lebih bagus...

Post a Comment

Subscribe to: Post Comments (Atom)